Langkah-langkah pembelajaran project citizen berbasis pendidikan antikorupsi (PC-PAK) yang berfokus pada menumbuhkan literasi digital untuk penguatan karakter antikorupsi mahasiswa tersusun dalam tahapan berikut.
Mahasiswa terlebih dahulu diberi arahan mengenai penggunaan platform project citizen berbasis pendidikan antikorupsi (PC-PAK) yang berfokus pada literasi digital dan pemahaman tentang isu-isu publik yang relevan dengan tema antikorupsi. Dosen memberikan contoh permasalahan terkait praktik koruptif atau gejala penyimpangan integritas yang dekat dengan kehidupan mahasiswa. Selanjutnya, mahasiswa melakukan eksplorasi masalah melalui observasi, wawancara, dan penelusuran informasi di media digital, media cetak, serta sumber akademik daring. Semua temuan awal diinput ke dalam platform PC-PAK Digital sebagai bahan kajian awal yang ada pada laman.
Permasalahan yang telah terkumpul kemudian dibahas melalui forum musyawarah dan voting. Mahasiswa menyeleksi tiga (3) isu prioritas dengan dukungan data digital, lalu bersama dosen menetapkan satu masalah yang paling relevan dengan tema pembelajaran, yaitu pencegahan korupsi dan penguatan integritas. Proses ini melatih keterampilan literasi digital dalam menilai relevansi, kredibilitas, dan urgensi sebuah isu publik.
Setelah permasalahan ditetapkan, mahasiswa melakukan pencarian, verifikasi, scraping data, analisis dan cek pelagiarisme terhadap data yang peroleh. Mahasiswa merancang strategi pencarian informasi lebih dalam dengan memanfaatkan sumber digital yang valid seperti dari sumber publikasi ilmiah, media elektronik, media cetak dan wawancara. Arahan pengumpulan data dapat diakses di website PC-PAK. Proses pengumpulan informasi ini bertujuan membiasakan mahasiswa berpikir kritis, menganalisis data, serta membandingkan informasi untuk menemukan pola atau akar masalah terkait praktik korupsi.
Kelas dibagi ke dalam empat kelompok yang masing-masing memiliki peran berbeda: (1) menjelaskan masalah, (2) menilai kebijakan alternatif yang disarankan untuk memecahkan masalah, (3) mengembangkan kebijakan publik kelas, dan (4) mengembangkan suatu rencana tindakan. Hasil kerja setiap kelompok disusun menjadi portofolio digital menggunakan aplikasi Canva, dokumen yang dihasilkan berupa gambar poster digital yang akan dipresentasikan, produk portofolio terintegrasi dalam platform PC-PAK Digital. Produk portofolio ini berfungsi tidak hanya sebagai bukti akademik, tetapi juga sebagai sarana pembentukan nilai integritas, kejujuran, tanggung jawab, dan kepedulian sosial.
Kelompok PC-PAK
Mahasiswa mempresentasikan hasil kajian kelas sesuai dengan peran kelompok masing-masing dengan menampilkan produk portofolio digital yang telah disusun, baik dalam bentuk dokumen gambar poster digital, kepada dewan juri. Komposisi dewan juri melibatkan para pakar akademik maupun praktisi yang memiliki relevansi langsung dengan isu yang dikaji, sehingga penilaian dapat dilakukan secara komprehensif dan objektif. Pada tahap ini, penilaian tidak hanya terbatas pada juri, tetapi juga diperluas dengan melibatkan mahasiswa lain, orang tua, masyarakat, lembaga pemerintahan, serta organisasi masyarakat sipil yang menjadi pemangku kepentingan sesuai dengan topik kajian. Mekanisme ini memungkinkan adanya kontribusi nilai tambahan bagi kelompok dengan kualitas penyajian portofolio paling unggul, baik dari aspek substansi, kejelasan argumentasi, maupun inovasi penyajian digital.
Empat tujuan dasar kegiatan presentasi portofolio (showcase) ini antara lain adalah sebagai berikut (CCE, 1998; CICED, 2000).
Memberikan informasi kepada para hadirin tentang pentingnya masalah yang diidentifikasi itu bagi masyarakat.
Menjelaskan dan memberikan penilaian atas kebijakan alternatif kepada para hadirin, dengan tujuan agar mereka dapat memahami keutungan dan kerugian dari masing-masing kebijakan alternatif tersebut.
Mendiskusikan dengan para hadirin bahwa pilihan kebijakan yang telah dipilih adalah kebijakan yang "paling baik"untuk menangani permasalahan tersebut. Selain itu para siswa juga harus bisa "membuat suatu argumen yang rasional" untuk mendukung pemikiran mereka. Diskusi ini juga bertujuan untuk meyakinkan para hadirin bahwa menurut pemikiran dan dukungan kelas, kebijakan yang telah dipilih tidak bertentangan dengan konstitusi.
Menunjukkan bagaimana cara kelas dapat memperoleh dukungan dari masyarakat, lembaga legislatif dan eksekutif, lembaga pemerintahan/swasta lainnya atas kebijakan pilihan kelas.
Tahap akhir berfokus pada refleksi mahasiswa terhadap seluruh pengalaman belajar. Mereka memberikan ulasan atau tinjauan tentang apa yang telah dipelajari, bagaimana proses literasi digital mendukung pemahaman isu antikorupsi, serta strategi apa yang dapat diadopsi atau diperbaiki pada portofolio berikutnya. Refleksi ini memperkuat kesadaran diri, sikap kritis, dan komitmen untuk menolak praktik korupsi dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk memasuki tahap ini para siswa harus sudah menyelesaikan portofolio kelas. Sebagai bagian tambahan, para siswa dapat memasukkan Bagian Refleksi atau Evaluasi ini dalam Map Bagian Dokumentasi. Bagian Refleksi ini hendaknya menggambarkan secara singkat tentang:
Apa yang telah dipelajari oleh seorang siswa dan oleh teman sekelasnya? Bagaimana caranya?
Cara apa yang akan siswa pakai jika mereka nantinya akan mengembangkan portofolio yang lain? Masih sama dengan cara yang telah mereka pakai atau akan berbeda?
Refleksi pengalaman ini hendaklah merupakan hasil kerja sama antara teman-teman sekelas sama seperti kerjasama antara mereka yang telah dilakukan selama membuat portofolio kelas. Disamping itu para siswa juga harus merefleksikan pengalaman belajarnya baik sebagai seorang pribadi maupun sebagai salah satu anggota kelas. Guru-guru dan para sukarelawan yang telah membantu para siswa mengembangkan portofolio, akan membantu juga dalam merefleksikan pengalaman para siswa selama melaksanakan kegiatan portofolio ini. Akan lebih baik lagi jika bagian refleksi pengalaman belajar ini dibuat seusai presentasi.
Jangan berhenti sampai di sini. Para siswa harus terus melanjutkan mengembangkan ketrampilan dalam mempengaruhi pemerintah dalam membuat kebijakan publik. Ketrampilan ini penting sekali karena kemungkinan besar para siswa akan menggunakannya setelah dewasa. Yang perlu diingat adalah bahwa setiap kebijakan akan memerlukan revisi, dan setiap waktu akan bermunculanlah masalah-masalah baru yang ada dalam masyarakat yang tentunya akan memerlukan kebijakan baru. Membantu membuat kebijakan publik dan ikut mengambil langkah-langkah yang diperlukan merupakan tanggung jawab warganegara seumur hidup dalam pemerintahan yang berdaulat.